Kisah Blogger, Ke Pos Mengambil Uang Hasil Adsense
Hari yang ditunggu telah tiba. Pergi ke kantor Pos. Tahukah siapa yang paling bahagia bila saya menyebut kantor pos? Apalagi sampai menyebut kata ‘Adsense’, dialah Faeyza anakku. Dia yang paling girang bila sudah berurusan dengan Adsense. Karena dia tau kalau itu berurusan dengan uang. Dan kalau sudah uang ia lebih bahagia lagi kalau sampai dibelikan buku.
Setelah keluar dari kantor Pos, si Faeza langsung mengajak ke toko buku. Dia tidak sabar ingin melihat buku-buku di sana. Kami segera meluncur ke toko buku Gramedia. Kami memilih toko buku itu karena biasanya harga buku ada yang lebih murah antaran 5.000-30.000 an. Tetapi sampai di sana saya tidak menemukan buku-buku yang saya cari. Hanya Faeyza yang mengambil dua buah buku untuk dibeli. Setelah itu saya pun mengajak mereka ke toko buku yang berbeda yaitu toko buku Kharisma. Toko buku Kharisma jauh lebih lengkap stock bukunya. Kita bisa memilih di lantai bawah juga di lantai atas. Saya pun tertarik dengan buku-buku agama. Saya mengambil empat buah judul buku agama. Harganya juga tidak terlalu mahal. Sedangkan Faeyza menambah satu buku lagi di lantai dua. Harga bukunya Faeyza lebih mahal dari harga buku saya. Kami sempat beradu pandang dengan ibunya, tapi akhinya kami setuju untuk membayarnya.
“Kita ke mana sekarang,” Kata ibunya Faeyza
“Kita ke labuan aja ya,” lanjut saya.
Tanpa banyak basa basi kami langsung meluncur ke Labuan Haji. Kami memilih jalan pinggir, tidak melewati jantung kota untuk menghindari polisi. Beberapa menit kemudian kami tiba di sana dengan sedikit kebingungan mau singgah di mana. Lama keliling akhirnya terdampar di sebuah kafe yang bernama “Kafe Icha”. Sebetulnya kami sedikit ngah untuk masuk di situ, tapi karena sudah terlanjut parkir akhirnya jadi juga kami memesan beberapa menu.
Seorang pelayan tengah menyodorkan menunya. Kami sedikit dibuat bingung. Saya juga kurang biasa dengan tampilan menunya. Akhirnya saya memilih ikan dan kepiting serta minuman es campur. Lama kami menunggu hidangan jadi. Tapi sebelum itu kami lebih dulu disuguhkan minumannya. Sembari menanti kami mengambil sebungkus Qtela.
Hidangan pun di sajikan. Tiga piring nasi, sepiring ikan, sepiring kepiting, sepiring mentimen, dan juga tiga mangkuk sambal. Akhirnya kami pun bisa menikmati hidangan di pinggir pantai dengan suasana yang asri dan tenang. Suara musik terdengar mengiringi setiap suap yang masuk ke dalam mulut. Sesekali tangan ini melucuti ikan, sesekali menobek kepiting, sesekali meneguk minuman. Hingga pada akhirnya kekenyangan pun melanda lambung. Mulut terasa belepotan dengan sambal dan ragi, begitu pula tangan penuh dengan balutan sambal dan nasi. Semuanya ludes kecuali ikan tersisa sedikit, tapi isteriku beriniatif untuk membawanya pulang. Kami memasukkannya ke dalam kantung bekas jajan Qtela, dan semuanya aman-aman saja.
Acara makan sudah usai. Selanjutnya pembayaran di kasir. Dihitung-hitung untuk semuanya hidangan, glek, isteriku sedikit membesarkan pupil matanya, terbelalak, melihat angka yang disodorkan pada faktur pembayaran yang bertulis, Rp178.000. kalau bukan baru selesai gajian dari Google mungkin harga sebanyak itu akan terasa berat untuk dibayar. Kami juga akan mikir-mikir untuk masuk ke cafe semewah ini. Tapi barang kali ini adalah kali terakhir? Atau malah akan ketagihan. Tapi yang penting kami bersyukur diberikan rezeki yang melimpah hari itu. tak ada yang perlu disesali. Karena satu sama lain, antara pedangang dan pembeli, adalah merupakan ibadah bila diniatkan pula untuk berbagi rezeki.
Kami pun akhirnya berangkat pulang dari jalan yang berbeda. Tapi sebelum itu kami membeli ikan dulu di tempat yang lain untuk oleh-oleh dibawa pulang. Tepatnya untuk diberikan ibu. Karena tidak enak kalau hanya kita yang makan, sementera orang dirumah tidak merasakan lezatnya ikan Labuan. Kami pulang dari jalur Darmawangi-Dasan Bantek-Geres-Cengok hingga ke rumah. Alhamdulillah kami pulang dengan selamat.
Post a Comment for "Kisah Blogger, Ke Pos Mengambil Uang Hasil Adsense"
Terima kasih atas komentar baik Anda.