Bangun Saat Tarhim Itu Sudah Telat
Semenjak bulan Ramadan lalu, atau sekitar 3 bulan yang lalu aku mulai membiasakan diri untuk bangun sepagi mungkin. Aku berusaha bangkit dari tidur lelap sekitar pukul 04.30. Atau kalau mampu aku akan bangun sekitar pukul 03.00 pagi. Ini tentu tidak mudah. Kebiasaan bangun setelah azan subuh atau bahkan saat matahari sudah terbit adalah hal buruk yang perlu aku tinggalkan. Ini sungguh berat. Tetapi dengan nama Allah aku berusaha setahap demi setahap. Apalagi setiap bangun harus langsung mandi. Ini sangat berat. sekali lagi aku terus berusaha mengubah pola buruk yang terjadi. Dan akhirnya pada bulan Radamadan kala itu boleh dibilang aku sudah bisa 98 persen bangun sebelum waktu subuh tiba.
Sejak bulan ramadan itu, aku ingin pola bangun sebelum subuh tetap langgeng. Maka aku harus berusaha keras untuk mempertahankannya. Memang upaya untuk mendidik diri di luar bulan Ramadan itu lebih berat lagi. Butuh kekuatan ekstra. Sebab, kalau sudah masuk bulan Syawal tidak terdengar lagi orang mengaji pada pukul 03.00. Makanya terasa sepi sekali. Kadang takut juga menghampiri di kala waktu-waktu itu. Tetapi aku terus berusaha dan berusaha keras. Dan alhamdulilllah di bulan Syawal boleh dibilang tidak juga mengecewakan. Aku bisa bangun lebih awal sekitar 90 %. Itu artinya ada waktu-waktu tertentu yang aku tidak bisa bangun lebih awal.
Dan sekarang sudah tiga bulan berlalu sejak bulan Ramadan itu, aku masih mentradisikan bangun sebelum subuh itu. Akan tetapi sekarang aku merasa mulai tidak seimbang. Karena salat malam jarang sekali aku bisa laksanakan. Padahal sebelumnya setiap bangun aku langsung bisa salat malam karena cukup banyak waktu yang tersisa untuk mengerjakan. Sedangkan sekarang aku sangat susah bangun sebelum jam 04.00. Bangun jam 04.00 pun sangat susah. Padahal aku sangat ingin bangun pada jam-jam itu. kini aku hanya mampu bangun saat waktu tarhim. Ini sangat mengecewakan. Aku merasa dikejar-kerjar kalau sudah jam segitu. Padahal sebelum salat subuh aku harus mandi dan gosok gigi. Tentu waktu yang sangat sempit ini tidak cukup untuk mengerjakan salat malam. Aku kecewa.
Jadi, aku mulai sadar bahwa saat ini kemampuanku mulai menurun. Imanku pun melemah. Entah apa penyebabnya. Apakah aku terlalu banyak makan? Atau karena ini mulai dingin. Memang sejak awal Juli lalu suhu di bumi mulai dingin sekali. Serasa di wilayah puncak. Ini tentu cukup berpengaruh terhadap kondisi kesehatan. Akan tetapi selama ini aku merasa tidak pernah sakit. Jadi aku masih bisa tetap eksis bangun pagi. Namun dalam keadaan yang telat. Bangun di saat tarhim bagiku sudah telat.
Kalau dibandingkan dengan sebelum Ramadan lalu memang bangiku sekarang ini sudah mendingan. Tetapi karena sudah terbiasa bangun pukul 04.00 atau sebelum itu, jadinya bangun di waktu tarhim itu menyedihkan. Tak jarang aku mengutuk diriku saat terbangun. Aku kesal. Mengapa aku tak bisa bangun lebih awal. Padahal saat pukul 04.00 aku sudah terjaga. Megapa aku tidak langsung terbangun. Bunyi alarm yang berdering keras pun tidak membuat aku terus bangun. Kalau pun bangun aku pasti mematikan alaram itu lalu tidur lagi. Ketiga bangun ternyata sudah azan subuh. Ini mengecewakan. Sangat mengecewakan.
Setelah bangun aku pun buru-buru mandi. Buru-buru gosok gigi. Belum membangun si Faeyza. Karena saat ini aku juga tengah melatih anakku bangun pagi.
-----------------------
02 Agustus 2022
Post a Comment for " Bangun Saat Tarhim Itu Sudah Telat"
Terima kasih atas komentar baik Anda.