Cerita Sosialisasi GSMB 2022 di Hari Kedua Secara Luring
Memasuki hari kedua kegiatan sosialisasi Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) saya masih menyasar sekolah-sekolah di sekitar lingkungan di desa saya. Karena bagaimana pun juga sekolah-sekolah yang ada di dekat saya harus merupakan yang pertama dan utama untuk dijadikan sasaran. Karena saya ingin sekolah-sekolah tersebut bisa tersentuh oleh program literasi dengan baik. Kalau pun sekolah-sekolah di sekitaran saya tersebut tidak mau bergabung tapi setidaknya mereka sudah tau bagaimana pentingnya literasi di era sekarang ini.
Jadi di hari kedua ini saya memilih MI NW No 1 Boro’Tumbuh sebagai sasaran. Karena di depan mata maka langsung saja saya menghampiri salah seorang guru yang sekaligus teman dekat. Berhubung sekolah ini dalam keadaan kekosongan jabatan kepala, jadi guru yang saya ajak berbicara tidak bisa berbuat banyak selain menandatangani surat penerjunan KSPL saya sebagai tanda bukti bahwa sudah bersosialisasi. Tetapi kami tetap berkomunikasi panjang lebar soal literasi. Termasuk bagaimana langkah-langkah agar siswa-siswi tidak terlalu dikuasai oleh gadged. Ya, salah satu jalannya bagi sekolah adalah dengan jalan menggalakkan kegiatan literasi.
Pak Uzai sapaan akrabnya pun telah melancarkan sebuah program kunjungan perpustakaan sekolah. Pak Uzai berinisiatif agar tugas-tugas siswa lebih banyak tekoneksi dengan perpustakaan. Misalkan kalau ada tugas tertentu siswa akan mencari jawabannya di perpustakaan. Sehingga perpustakaan sekolah nantinya sering dikunjungi. Dengan begitu siswa akan mencintai buku.
Menurut saya itu adalah ide yang sangat bagus. Karena kalau siswa hanya disuruh-suruh ke perpustakaan untuk membaca buku maka mereka kadang enggan. Tetapi kalau dikolaborasikan dengan kewajiban-kewajiban dalam bentuk tugas biasanya siswa akan suka rela, dan mungkin malah berebutan masuk ke perpustakaan.
Menciptakaan ekosistem literasi di sekolah memang sulit jika tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Program literasi sekolah yang dicanangkan oleh pemerintah sepertinya saat ini masih berkutat padan kegiatan baca-baca saja. Sehingga dengan hadirnya flatporm baru seperti KSMB bisa menjadi nuansa baru nantinya di tengah-tengah geliat gerakan literasi sekolah yang sudah ada.
Program semacam KSMB ini memang perlu disupport juga oleh pemerintah. Bila perlu ada kerjasamanya. Semacam subsidilah katakan begitu. Karena program KSMB ini kan butuh modal untuk bisa megikutinya. Jadi dengan kolaborasi dengan pemerintah mungkin saja nantinya bisa lebih diringankan dalam urusan biaya daftarnya. Sehingga pihak sekolah pun nantinya lebih banyak yang berminat.
Karena kalau saya perhatikan dua hari ini memang sekolah-sekolah masih mikir-mikir untuk bisa ikut di KSMB ini. Karena itu tadi, ada budged yang harus dikeluarkan oleh pihak sekolah. Tetapi saya akan terus berupaya semampu saya. karena memaksa juga tidak baik tentunya. Intinya yang perlu saya sosialisikan terlebih dulu adalah bagaimana pentingya menulis bagi kalangan akademisi seperti guru. Lalu kemudian akan ditularkan ke anak-anak. Bagaimana anak-anak mau menulis bila gurunya saja tidak menulis. Kan aneh, siswanya menulis novel, gurunya membuat satu cerpen pun tidak. Padahal seharusnya gurulah yang terlebih dahulu mencotohkan walaupun dengan bentuk yang cukup sederhana.

.png)

Post a Comment for "Cerita Sosialisasi GSMB 2022 di Hari Kedua Secara Luring"
Terima kasih atas komentar baik Anda.