Harga BBM Naik, Harga Kebutuhan Pokok Akan Ikut Loncat (Suara Rakyat Kelas Teri)

Tepat hari Sabtu lalu, pemerintah secara resmi menaikkan harga BBM. Untuk kali ini kenaikannya cukup signifikan. Pertalite yang semua seharga Rp7.650 menjadi Rp10.000 atau naik Rp2.350. Kemudian, harga Solar subsidi kini menjadi Rp6.800 per liter atau naik 1.650 dari harga awal Rp5.150 per liter. Pemerintah juga menaikkan harga Pertamax nonsubsidi dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 atau naik Rp2.000 per liter. Dan beberapa jenis BBM lainnya saya tidak tau namanya yang juga ikut naik.

Ini tentu sangat menyakitkan bagi masyarakat menengah ke bawah. Karena dampaknya tidak akan main-main. Satu atau dua hari mendatang lihat saja, lonjakan harga barang tidak bisa dibendung. Di samping ini sangat tidak tepat . Di saat kondisi ekonomi baru saja stabil dihadang dengan lonjakan harga BBM. Bakal bagaimana kondisi perekonomian rakyat.

Akibat dari kenaikan harga BBM ini tentu akan mengundang kerumunan massa aau demo yang berjilid-jilid. Kalau sudah begitu perekonomian akan ambruk. Apalagi kalau sampai demo berbulan-bulan. Wah, kemacetan di sana sini bakal terjadi. Kios-kios bakal tutup. Dampaknya perekonomian mandek. Inflasi rupiah akan cukup tinggi. Ini sebetulnya yang ditakutkan oleh sebagian orang-orang yang peduli. Tatkala masyarakat sudah marah besar, maka pemerintahan bisa saja tumbang. Tetapi mudah-mudahan tidak terjadi apa yang kita tidak inginkan terjadi.

Sebagai orang biasa, golongan kelas bawah, yang hidup di pinggir sawah, saya bisa apa. Selain cuap-cuap di sini. Di blog ini. Harapan saya, ya harapan orang-orang kebanyakan. Kalau bisa BBM jangan dinaikkan. Kalau pun naik jangan sampai membabi buta. Itu namanya memporak-porandakan. Saya menyebutnya membabi buta, karena kenaikan harganya cukup besar. Anda bisa bandingkan kenaikan pada era-era sebelumnya. Paling beberapa persen saja. Bahkan di zaman BJ Habibie, di saat kondisi krisis moneter melanda. Pak Habibie tidak sempat menaikkan harga BBM. Hehe....