Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sumber dari Sumber Ketenangan

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari kerap kali kita dihantui oleh perasaan-perasaan yang tidak baik. Sejak bangun tidur sampai tidur lagi bahkan di dalam mimpi pun. Kita sering merasakan sesuatu yang membuat hati tidak tenang, pikiran amburadul, dan perasaan-perasaan was-was. Mengapa bisa demikian. Maka perlu kita cari tau sebab musabbabnya.

Pada dasarnya sumber dari semua perasaan di dunia terdiri dari dua arah. Yakni dari diri sendiri dan dari luar diri. Dari diri sendiri adalah sebuah perasaan yang muncul dari diri. Sedangkan yang bersumber dari luar itu banyak sekali, bisa dari alam lingkungan sekitar, bisa dari manusia-manusia sekitar, dan juga bisa dari bisikan syaitan. 

Kita pun tidak bisa pungkiri jika pun seandainya sumber dari ketidak tenangan itu datang dari orang-orang terdekat. Meskipun mereka adalah orang-orang yang kita cintai, orang-orang yang kita kasihi, akan tetapi tetap tidak bisa menjamin akan selalu membuat kita tenang. Nah, sekarang mari kita cari tau juga bagaimana cara mengatasinya.

Kita kembali kepada diri kita sendiri sebagai zat yang diciptakan dari tanah, adalah mahluk Allah yang senantiasa selalu memiliki kekurangan. Kita sadari diri kita dalah mahluk sosial, yang tidak bisa hidup tanpa ditopang oleh kehidupan orang lain. Kemudian kita renungkan pula sesungguhnya apa yang menjadi tugas kita yang sebenarnya.

Namun di balik semua kekurangan itu, kita dibekali akal pikiran, kelengkapan anggota badan, kemolekan wajah dan tubuh. Lalu bagaimana bila semua itu berakhir.

Mari kita melihat ke luar, apa-apa yang terjadi di sana. Orang-orang ditimpa bencana, mereka yang hidup di bawah kolong jembatan, mereka yang ditimpa musibah kematian, kelaparan, ketakutan perang. Juga kita pun melihat orang-orang yang tidak memiliki salah satu organ tubuh, mereka yang tidak melihat, mereka yang tidak mendengar, juga mereka yang tak berjalan. 

Kemudian mari kita lihat diri kita sendiri yang mungkin saat ini sedang duduk di kursi empuk. Kita yang menyetir mobil mewah, kita yang makan lezat, kita yang keluar masuk mall setiap hari, kita yang bisa menginap di hotel mana pun. Atau paling sederhana, kita yang masih menghirup udara pedesaan, kita yang masih bisa melihat air mengalir di anak-anak sungai, yang bisa melihat laut, yang bisa mendengar desir angin, memandang gurung yang menjulang, mendongak langit yang biru, dan lain sebaginya. 

Lalu pertanyaanya, siapa yang memberikan itu semua? Dan bagaimana jika semua itu lenyap seketika. Lalu tiba kita tiba-tiba ditimpa musibah bencana seperti orang-orang, kita lari tunggang langgang. Kita pun baru sadar betapa apa yang kita miliki dan rasakan sebelumnya terasa nikmatnya.

Nah, sudah jelas tak alasan bagi kita untuk tidak bersyukur. Mengapa kita merasa tidak tenang? Karena seungguhnya kita belum bisa bersyukur. Bersukur itu seperti apa? Tentunya dengan selalu mengingat Allah. Mengingat Allah itu bagaimana? Yaitu dengan selalu mengerjakan apa yang diperintahkannya. Apa-apa saja yang diperintahkannya? Salat, puasa, sedekah, zikir doa, dll. Jika itu yang terus menerus kita lakukan maka benih-benih ketengan akan merasuk ke dalam hati. Cinta kasih antar sesaman pun akan menjelma. Yang tua kita hargai, yang kecil kita ayomi, yang muda kita teladani, dan sebagainya. Cukup mudah bagi kita mengungkapnya, namun berat di hati melakukannya. Itu lah perlunya sahabat yang beriman yang segera selalu mengajak kita ke kebaikan-kebaikan.


Post a Comment for "Sumber dari Sumber Ketenangan"